A. Sejarah Melamin
Cikal bakal
melamin dimulai tahun 1907. Ketika ilmuwan kimia asal Belgia, Leo Hendrik Baekeland berhasil menemukan
plastik sintetis pertama yang disebut bakelite. Penemuan itu merupakan salah
satu peristiwa bersejarah keberhasilan teknologi kimia awal abad ke-20.
Pada awalnya
bakelite banyak digunakan sebagai bahan dasar pembuatan telepon generasi
pertama. Namun, pada perkembangannya hasil
penemuan Baekeland dikembangkan dan dimanfaatkan pula dalam industri peralatan rumah
tangga. Salah satunya adalah sebagai bahan dasar peralatan makan seperti
sendok, garpu, piring, gelas, cangkir, mangkuk, sendok sup, dan tempayan, yang dihasilkan dari melamin.
Faktor
inilah yang membuat melamin semakin luas dan digunakan pada tahun awal pasca Perang dunia
II. Diantaranya digunakan pada industri kayu lapis yang
berfungsi untuk memperkuat dan mempercantik
produk-produknya. Perlengkapan makan dari bahan
melamin diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1970-an. Melamin ini segera
mengikat konsumen, karena mempunyai beberapa
kelebihan dari peralatan makan yang lain, dengan
demikian melamin lebih ringan, tidak mudah pecah dan praktis di bawa kemana saja.
Produk
makanan dan minuman yang mengandung melamin beberapa tahun terakhir
diberitakan, baik oleh media cetak maupun elektronik. Produk yang berasal dari
negeri tirai bambu ini telah ditarik peredaraanya dan pemerintah pun telah
mengumumkan produk-produk apa saja yang mengandung bahan berbahaya ini. Banyak Daftar makanan yang ditarik karena mengandung
susu melamine, begitu banyak razia-razia makananan yang dilakukan di
supermarket dan toko-toko.
Beberapa
tahun terakhir telah dikejutkan oleh media, bahwa susu di RRC mengakibatkan ribuan bayi mengalami kerusakan ginjal dan
4 diantaranya meninggal. Setelah diselidiki ternyata akar penyebab kejadian ini
adalah adanya kandungan melamin di dalam produk usus di RRC. Hanya karena ingin
menjadikan seolah kandungan proteinnya tinggi, produk susu di China dicampuri
melamin. Tidak tanggung-tanggung, sekurangnya empat bayi meninggal dunia dan
lebih dari 13.000 bayi harus dirawat.
Melamin
sebenarnya di manfaatkan dalam industri rumah tangga, banyak toko yang menjual perabot rumah tangga, peralatan makan dan minuman yang disebut dengan melamin
relatif. Sekitar tahun 1970-1980an melamin masih terbatas warna maupun coraknya, kini desain melamin bisa bersaing dengan barang pecah belah lainnya.
Produk pecah belah melamin begitu banyaknya sehingga barang ini tak hanya bisa
dibeli di toko tetentu, tetapi juga di pasar tradisional sekalipun pedagang kaki lima.
Masyarakat (konsumen), selayaknya mengetahui apa
dan bagaimana suatu produk yang mengandung melamin. Dengan demikian masyarakat akan lebih selektif untuk mengkonsumsi jenis
produk makanan.
B. Pengertian Melamin
Melamin
adalah suatu zat organik dengan struktur kimia C3H6N6
atau dengan nama IUPAC 1, 3, 5 – triazine – 2 , 4, 6- triamine. Berat molekulnya adalah 126, bentuk kristal putih dan agak sulit
terlarut dalam air. Sebelumnya kita tahu bahwa melamin banyak digunakan pada produksi
plastik, pembuatan alat makan, dan biasanya
digunakan melamin resin, yaitu kombinasi melamin dan
formaldehid.
Melamina adalah
trimer dari sianamida, ia mengandung 66% nitrogen (berdasarkan massa). Ia merupakan metabolit dari siromazina, sejenis pestisida. Melamina terbentuk dalam tubuh mamalia yang mengkonsumsi siromazina. Disisilain siromazina telah diubah menjadi melamina pada tanaman. Melamin didapat sebagai kristal putih. Melamin
biasanya digunakan untuk membuat plastik, lem, dan pupuk.
v Sintesis & Reaksinya
Melamin pertama
kali disintesis oleh Liebig pada tahun 1834. Pada produksi awal, kalsium sianamida diubah menjadi
disiandiamida, kemudian
dipanaskan di atas titik leburnya untuk menghasilkan melamin. Namun, pada zaman
sekarang banyak pabrik
industri yang menggunakan urea untuk
menghasilkan melamin melalui reaksi berikut :
6 (NH2)2CO
→ C3H6N6 + 6 NH3 + 3 CO2
Mulanya, urea terurai menjadi asam sianat pada reaksi
endotermik: (NH2)2CO
→ HCNO + NH3. Kemudian asam sianat berpolimerisasi membentuk
melamina dan karbon dioksida: 6 HCNO → C3H6N6
+ 3 CO2. Reaksi kedua adalah eksotermik, namun keseluruhan proses reaksi bersifat endotermik.
C. Bahaya Melamin
1. Pengaruh
Melamin bagi kesehatan
Melamin
merupakan senyawa polimer dari gabungan monomer formaldehide (formalin) dan fenol. Dimana komponen penyusun melamin
tersebut dalam komposisi yang seimbang kelihatan aman tetapi harus diwaspadai. Dalam pembuatan melamin proses pencampurannya sering
kali tidak terkontrol. Apabila komposisi antara
formaldehide dengan fenol tidak seimbang maka aka terjadi residu, yaitu monomer
formaldehide atau fenol yang tidak bersenyawa sempurna. Sisa monomer
formaldehide inilah yang berbahaya bagi kesehatan tubuh, selain itu senyawa melamin rentan terhadap panas dan
sinar ultravilet yang dapat mendepolimerisasi melamin menjadi monomer formaldehide
dan fenol. Meski tahan rentang pada suhu 1200C sampai 300C di bawah nol. Akan tetapi karena bisa menyerap panas, melamin tidak tahan apabila disinari (di
papar) panas yang terlalu tinggi apalagi terpapar
dalam jangka waktu lama. Oleh sebab itu melamin tidak bisa digunakan dalam microwave.
Berdasarkan
acuan kesehatan di Inggris, paparan maksimumnya 2 ppm atau 2 mg / l. Sedangkan Amerika Serikat (AS) menetapkan
paparan maksimum untuk jangka panjang 1 ppm dan jangka pendek 2 ppm.
2. Bahayanya melamin bagi kesehatan tubuh
1. Mengakibatkan
gangguan metabolisme, terutama terhadap bayi dan anak-anak. Organ tubuh yang paling cepat terganggu adalah fungsi ginjal yang bekerja untuk membuang racun-racun dalam tubuh selain itu funsi otak, hati, mata
dan telinga dan bisa menyebabkan kematian..
2. Serangan akut pada saluran pencernaan, di antaranya muntah dan mencret.
3 Melamin dapat menyebabkan masalah pernapasan pada hewan percobaan.
4. Konsumsi melamin juga memengaruhi
sistem kekebalan tubuh. Siapa pun yang terpapar zat kimia itu akan mudah
terserang flu dan infeksi karena virus dan bakteri.
D. Standard batas kandungan Melamin
·
European Food
Safety Agency (EFSA) dan U.S. Food and Drug Administration (FDA) untuk batas
kandungan melamin dalam produk makanan , selain makanan bayi , adalah kurang
dari 2.5 ppm
·
Hong Kong untuk
batasan maksimum konsentrasi melamin pada makanan bayi adalah 1 ppm dan makanan
lain 2.5 ppm
·
FDA menetapkan
batasan konsentrasi melamine yang terkonsumsi per hari yang dapat ditoleransi
adalah 0.63 mg / kg berat badan.
E. Saran
Masyarakat
sebaiknya lebih berhati-hati dalam memilih bahan-bahan perkakas dan rumah
tangga, agar terhindar dari bahaya melamin. Supaya para orang tua lebih berhati-hati dalam membeli peralatan
makan apapun untuk anaknya, agar tidak terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan seperti terjangkit penyakit
yang berbahaya.
Sumber :
nitarovianadewi.blogspot.com
No comments:
Post a Comment