Dengan ditemukannya cara baru ini diharapkan
dapat menggantikan jalur metabolisme alami yang biasanya kita kenal sebagai
glikolisis dimana merupakan serangkaian reaksi kimia yang digunakan oleh hampir
semua organisme untuk mengubah gula menjadi prekursor molekul yang dibutuhkan
sel. Glikolisis mengubah empat dari enam atom karbon yang ditemukan di glukosa
menjadi molekul dua-karbon yang dikenal sebagai asetil-CoA, prekursor untuk
biofuel seperti etanol dan butanol, serta asam lemak, asam amino dan
obat-obatan. Namun, dua karbon glukosa yang tersisa hilang sebagai
karbondioksida.
Glikolisis saat ini digunakan dalam biorefinies
untuk mengkonversi gula yang berasal dari biomassa tanaman menjadi biofuel,
namun kehilangan dua atom karbon dianggap sebagai kesenjangan utama dalam
efisiensi proses. Sintesis cara glikolitik pada tim peneliti UCLA ini telah
mengkonversi semua enam atom karbon glukosa menjadi tiga molekul asetil-CoA
tanpa kehilangan karbondioksida.
Peneliti utama dalam penelitian ini adalah
James Liao, Ralph M. Parsons selaku Profesor Teknik Kimia dan Ketua Departemen
Teknik Kimia dan Biomolekuler di UCLA serta didampingi oleh Igor Bogorad
seorang mahasiswa pascasarjana di laboratorium Liao.
Jalur sintetik ini menggunakan enzim yang
ditemukan pada beberapa jalur yang berbeda di alam. Tim pertama menguji dan
mengonfirmasi bahwa cara baru ini bekerja in vitro. Kemudian mereka melakukan
rekayasa genetika bakteri E. Coli untuk menggunakan jalur sintesis dan menunjukkan
konservasi karbon lengkap. Dengan hasil molekul asetil-CoA dapat digunakan
untuk menghasilkan bahan kimia yang diinginkan dengan efisiensi karbon yang
lebih tinggi. Para peneliti menjuluki cara baru ini sebagai glikolisis hibrida
non-oksidatif atau NOG.
Bogorad mengatakan bahwa ini adalah siklus
fundamental yang baru dengan mengalihkan jalur metabolisme sehingga dapat
ditemukan cara untuk meningkatkan produksi asetil-CoA. Dengan ini, dibandingkan
kehilangan atom karbon menjadi CO2, kini mereka dapat menghemat dan
meningkatkan hasil yang lebih banyak.
Para peneliti juga mencatat bahwa cara sintetik
baru ini dapat digunakan pada berbagai jenis gula yang dalam setiap kasus
memiliki perbedaan jumlah atom karbon per molekul dan tidak ada karbon yang
sia-sia.
Bogorad juga menambahkan bahwa untuk
biorefining ini peningkatan 50 persen hasil panen akan menjadi peningkatan yang
cukup besar. NOG dapat menjadi dasar yang bagus untuk mengubah gula menjadi
asetil-CoA. NOG dapat diaplikasikan secara luas jangkauannya dan akan membuka
banyak kemungkinan baru karena cara ini dapat menghemat karbon.
Peneliti juga menyarankan jalur baru ini dapat
digunakan dalam produksi biofuel menggunakan mikroba fotosintetik.
Sumber :
(2014, oktober 21). Retrieved
maret 20, 2016, from
http://bisakimia.com/2014/10/21/gula-pun-bisa-jadi-energi-alternatif-biofuel/
No comments:
Post a Comment