MEMPERTAHANKAN MUTU MAKANAN BEKU
Oleh
: Anah Maemanah
Dalam
kehidupan sehari-hari kita sering sekali mengawetkan makanan dengan cara di
bekukan agar tetap awet dan segar, namun kebanyakan dari kita tidak tau apakah
makanan itu masih bermutu bagus atau jelek, pada artikel ini anda akan
mengetahui bagaimana cara mengawetkan makanan dengan cara dibekukan dan tetap
bermutu bagus.
Faktor-faktor
dasar yang mempengaruhi mutu akhir dari makanan beku adalah:
1. Mutu
bahan baku yang digunakan termasuk varitas, kemasakan, kecocokan untuk
dibekukan dan disimpan dalam keadaan beku.
2. Perlakuan
sebelum pembekuan seperti blansir, penggunaan SO₂ atau asam askorbat.
3. Metoda
dan kecepatan pembekuan yang dipakai.
4. Suhu
penyimpanan dan fluktuasi suhu.
5. Waktu
penyimpanan.
6. Kelembaban
lingkungan tempat menyimpan, terutama jika makanan tidak dikemas.
7. Sifat-sifat
dari setiap bahan pengemas.
Suatu
penelitian yang ekstensif dari faktor-faktor yang mempengaruhi berkurangnya
mutu makanan beku yang disimpan dalam berbagai suhu penyimpanan yang tetap dan
berfluktuasi menunjukan bahwa :
1. Untuk
setiap makanan ditemukan hubungan yang sederhana (kira-kira logaritmis) antara
waktu yang dibutuhkan pada setiap suhu sebelum perubahan-perubahan yang tidak
di kehendaki terlihat, dan suhu penyimpanan beku. Sebagai contoh, sayuran beku
akan tetap stabil untuk satu tahun pada suhu –18⁰C dan akan kehilangan kira-kira separuh
dari daya simpannya untuk setiap kenaikan suhu penyimpanan sebesar 2,8⁰C.
2. Kehilangan
mutu sebagai hasil fluktuasi suhu penyimpanan adalah kumulatif selama masa
simpan dari produk. Jadi kehilangan mutu karena penyimpanan mutu yang terlalu
lama pada suhu tinggi (misalnya –5⁰sampai
–10⁰C) tidak dapat
dikembalikan oleh penyimpanan selanjutnya walaupun pada suhu yang sangat
rendah.
Perkiraan
daya simpan dengan mutu yang tinggi (HQL= high quality life) atau waktu
penyimpanan pada suhu tertentu yang dibutuhkan sebelum penguji terlatih dapat
mengetahui adanya perubahan mutu (warna, flavour, tekstur) dari suatu makanan
beku yang disimpan pada suatu keadaan penyimpanan beku tertentu jika
dibandingkan dengan sampel kontrol yang disimpan pada suhu yang sangat rendah,
untuk beberapa makanan beku yang si simpan pada tiga macam suhu, dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel Perkiraan HQL dari beberapa
Makanan Beku
Makanan
|
|
HQL
(bulan)
Suhu
Penyimpanan (⁰C)
|
|
|
-18
|
-12
|
-5
|
Buah
peach
Buah
strawbery
Buncis
hijau
Kapri
hijau
Ayam
mentah
Ayam
goreng
Daging
sapi mentah
Daging
babi mentah
Ikan
mentah (berkadar lemak rendah)
Ikan
mentah (berkadar lemak tinggi)
|
12
12
10-12
10-12
12-18
2-3
10-14
6-10
4-8
2-3
|
<2
2,4
3
3
8
<1
4,6
2,4
<2,5
1,5
|
0,2
0,3
1
1
2-3
<0,6
<2
<1,5
<1,5
1,8
|
Kerusakan
mutu pada dasarnya terjadi sebagao akibat dari :
1. Perubahan
warna (hilanya konstituen warna alami seperti pigmen klorofil, pembentukan
warna yang menyimpang seperti pada reaksi pencoklatan).
2. Perubahan
tekstur (hilangnya cloud, perusakan gel,
devaturasi protein, pengerasan).
3. Perubahan
flavour (hilangnya flavour asal, pembentukan flavour, pembentukan flavour yang
menyimpang, ketengikan).
4. Perubahan
zat gizi seperti asam askorbat dalam buah-buahan dan sayuran, lemak tak jenuh,
asam amino esensial).
Ringkasan
hilangnya vitamin dari berbagai macam bahan pangan selama pembekuan, penyimpanan
beku dan pemasakan diuraikan Harriis dan Karmas (1975) dan Bender (1978).
Bibliography
K.A. Buckle, R.
E. (n.d.). Food science. In A. Hari Purnomo.
No comments:
Post a Comment