Teman-teman, pernahkah kalian menanyakan mengapa
langit berwarna biru? Jika ya maka kalian bukanlah satu-satunya yang mempertanyakan
hal yang demikian, karena sejak dahulu hal ini sudah banyak sekali
dipertanyakan, dan jawabannya pun sudah banyak dijelaskan oleh para ilmuan.
Seperti halnya dalam film Habibie & Ainun.
Tokoh Ainun dalam film tersebut telah menjelakan alasan mengapa langit berwarna
biru dengan mengatakan bahwa “Cahaya itu gelombang, merah, kuning, oranye itu
gelombang panjang, biru itu gelombang pendek, sedangkan atmosfer itu satu
frekuensi dengan gelombang pendek, terutama warna biru, jadi atmosfer menahan
dan mengamburkan warna biru itu di langit”
Nah, pertanyaannya,
mengapa langit tidak berwarna ungu? Bukankah scahaya ungu memiliki panjang
gelombang yang lebih pendek dari pada cahaya biru?
Baiklah teman-teman, untuk mengetahui jawabannya, mari
kita mulai dari awal. Pertama penjelasan umum tentang alasan mengapa langit
berwarna biru berdasarkan teori hamburan Rayleigh.
Pada siang hari cahaya matahari yang menerangi
langit berwarna putih. Sedangkan cahaya putih merupakan cahaya polikromatik
yang terdiri atas tujuh warna yang berbeda. Yaitu: merah, jingga, kuning,
hijau, biru, nila, dan ungu.
Spektrum warna-warna tersebut memiliki frekuensi dan
rentang panjang gelombang yang berbeda-beda. Cahaya merah memiliki frekuensi
yang paling rendah dan gelombang paling panjang. Sedangkan cahaya ungu memiliki
frekuensi yang paling tinggi dan gelombang paling pendek.
Pada saat cahaya matahari menembus atmosfer bumi,
cahaya tersebut akan diserap oleh molekul-molekul di sana. Kemudian, setelah
menyerapnya, molekul-molekul itu akan menghamburkan kembali cahaya matahari
tersebut. semakin tinggi frekuensi cahaya, maka semakin kuat cahaya itu akan
dihamburkan. Karena cahaya ungu memiliki frekuensi yang paling tinggi, maka
cahaya ungu akan dihamburkan lebih banyak dari pada cahaya merah. Dengan
demikian, Langit seharusnya berwarna ungu, bukan berwarna biru, jika hamburan Rayleigh
adalah satu-satunya faktor penting disini.
Namun cahaya matahari yang mencapai atmosfer tidak
memiliki intensitas yang sama untuk semua warna. Bahkan, cahaya matahari yang
mencapai atmosfer tidak memiliki intensitas puncak pada warna hijau yang sepadan
dengan suhu sebesar 6.000 K pada permukaan matahari. Oleh sebab itu, intensitas
total cahaya ungu dalam spektrum matahari lebih kecil dari pada intensitas
total cahaya biru, dan cahaya biru mendominasi hamburan Rayleigh di langit.
Sebagai efek tambahan, retina mata kita ternyata kurang
sensitif terhadap warna ungu di bandingkan warna biru, sehingga dominasi cahaya
warna biru yang telah dijelaskan di atas dipertinggi oleh respon fisiologis
kita.
Nah, sekarang teman-teman sudah tahukan alasan
mengapa langit berwarna biru dan bukannya berwarna ungu? Semoga artikel ini
bermanfaat bagi kita semua. Trimakasih.
Daftar Pustaka:
Alfatah, A., & Muslim, I.
(2010). F = P . A Fisikawan Muslim Menyikap Peristiwa Alam (Membuka Rahasia
Jagat Raya). Bekasi: CV Ananda Baika.
Alfatah, A., & Muslim, I.
(2010). MC2 = F Misi (rahasia) Calon Fisikawan Muslim (Memahami dengan Mudah
Dasar-dasar Fisika). Bekasi: CV Ananda Baika.
Gunawidjaja, P. N. (2013, Juni
26). Mengapa Langit Berwarna Biru? Retrieved from anakbertanya.com:
http://anakbertanya.com/mengapa-langit-berwarna-biru/
Jargodzki, C. P., & Potter, F.
(2000). Mad about Physics: Braintwisters, Paradoxes, and Curiosites.
Canada: John Wiley & Sons.
Wollard, K. (2004). How Come?
Batam: Scientific Press.
nice info
ReplyDelete