Tuesday, March 8, 2016

Perisa Sintesis dalam Makanan dan Minuman Kita? Hati-Hati!!!



Makanan adalah salah satu hal yang perlu dan bahkan wajib kita perhatikan. Mengapa? Karena kita membutuhkan energi untuk dapat melakukan berbagai hal, sedangkan energi yang kita perlukan berasal dari makanan yang kita konsumsi.
Bicara soal makanan, maka kita akan berbicara juga tentang rasa. Pada umumnya orang-orang lebih menyukai makanan yang memiliki rasa yang enak dan pas untuk mereka nikmati. Banyak sekali jenis makanan dan minuman yang kita nikmati seperti susu, sirup, kue, sayur, permen, dan berbagai jenis makanan dan minuman olahan lainnya dengan berbagai rasa yang memanjakan.
Tahukah kamu darimanakah rasa-rasa itu berasal? Ternyata rasa-rasa tersbut berasal dari flavour (bahan perasa). Bahan perasa atau flavour memang sudah tidak asing lagi bahkan sudah menjadi kebutuhan bagi industri pangan dewasa ini. Dengan adanya flavour tersebut para produsen dapat menghasilkan berbagai rasa tanpa harus mengeluarkan banyak biaya.
Penyedap rasa dan aroma atau flavour yang banyak digunkan berasal dari golongan ester, contohnya: buiyl butirat (perasa nanas), benzaldehide (perisa leci), metil antranilat (perisa anggur), isoamil asetat (perisa pisang), isoamil velerat (perisa apel), dll. Sedangkan untuk penyedap makanan yang paling banyak digunakan baik di industri pangan maupun di masyarakat adalah MSG (monosodium glutamat) atau yang biasa kita kenal dengan istilah vetsin. Padahal ada penyedap rasa alami yang dapat kita gunakan seperti cengkeh, pala, merica, laos, cabai, kunyit, ketumbar, dll.
Lantas, mengapa perisa sintesis lebih banyak digunakan daripada perisa alami? Selain harganya yang lebih murah, sebenarnya pemicu penggunaan perisa sintesis adalah langkanya bahan baku yang menjadi dasar pembuatan produk itu sendiri. Misalnya pada hasil pertanian, karena adanya perubahan musim dan iklim sehingga bahan pangan yang dihasilkanpun mengalami perubahan baik rasa maupun mutunya. Padahal perubhan rasa dan mutu tersebut tidak diinginkan oleh konsumen, sehingga dipakailah perisa sintesis untuk menstabilkan rasa dan mutu produk yang diproduksi.
Lalu, apakah dampak yang akan dihasilkan jika kita sering mengkonsumsi makanan yang mengandung perisa sintesis? Karena perisa sintesis dibuat dari bahan-bahan kimia, jika penggunaannya terlalu berlebihan maka akan memberikan dampak negatif bagi tubuh dan membahayakan kesehatan. Salah satunya adalah ada kemungkinan menimbulkan kelainan genetik seperti kanker, penuaan sel, dan kerusakan organ yang lain.
Oleh karena itu, alangkah baiknya jika kadar dan pemakaiannya dikontrol secara baik dan kita lebih selektif dalam memilih perisa makanan yang beredar di pasaran.


Daftar Pustaka :


Sari. (2010, Juli). Detik Food. Retrieved from http://food.detik.com: http://food.detik.com/read/2010/07/02/172825/1391917/901/hati-hati-memilih-bahan-perasa-makanan
Yulistiyanita. (2012, April). Zat Perasa pada Makanan. Retrieved from hildatphpstemba.blogspot.co.id: http://hildatphpstemba.blogspot.co.id/2012/04/zat-perasa-pada-makanan.html
 

No comments:

Post a Comment