Makanan adalah salah satu hal yang perlu dan bahkan
wajib kita perhatikan. Mengapa? Karena kita membutuhkan energi untuk dapat
melakukan berbagai hal, sedangkan energi yang kita perlukan berasal dari
makanan yang kita konsumsi.
Bicara soal makanan, maka kita akan berbicara juga
tentang rasa. Pada umumnya orang-orang lebih menyukai makanan yang memiliki
rasa yang enak dan pas untuk mereka nikmati. Banyak sekali jenis makanan dan
minuman yang kita nikmati seperti susu, sirup, kue, sayur, permen, dan berbagai
jenis makanan dan minuman olahan lainnya dengan berbagai rasa yang memanjakan.
Tahukah kamu darimanakah rasa-rasa itu berasal? Ternyata
rasa-rasa tersbut berasal dari flavour (bahan perasa). Bahan perasa atau
flavour memang sudah tidak asing lagi bahkan sudah menjadi kebutuhan bagi
industri pangan dewasa ini. Dengan adanya flavour tersebut para produsen dapat
menghasilkan berbagai rasa tanpa harus mengeluarkan banyak biaya.
Penyedap rasa dan aroma atau flavour yang banyak
digunkan berasal dari golongan ester, contohnya: buiyl butirat (perasa nanas), benzaldehide
(perisa leci), metil antranilat (perisa
anggur), isoamil asetat (perisa
pisang), isoamil velerat (perisa
apel), dll. Sedangkan untuk penyedap makanan yang paling banyak digunakan baik
di industri pangan maupun di masyarakat adalah MSG (monosodium glutamat) atau yang biasa kita kenal dengan istilah
vetsin. Padahal ada penyedap rasa alami yang dapat kita gunakan seperti
cengkeh, pala, merica, laos, cabai, kunyit, ketumbar, dll.
Lantas, mengapa perisa sintesis lebih banyak digunakan
daripada perisa alami? Selain harganya yang lebih murah, sebenarnya pemicu
penggunaan perisa sintesis adalah langkanya bahan baku yang menjadi dasar
pembuatan produk itu sendiri. Misalnya pada hasil pertanian, karena adanya
perubahan musim dan iklim sehingga bahan pangan yang dihasilkanpun mengalami
perubahan baik rasa maupun mutunya. Padahal perubhan rasa dan mutu tersebut
tidak diinginkan oleh konsumen, sehingga dipakailah perisa sintesis untuk
menstabilkan rasa dan mutu produk yang diproduksi.
Lalu, apakah dampak yang akan dihasilkan jika kita
sering mengkonsumsi makanan yang mengandung perisa sintesis? Karena perisa
sintesis dibuat dari bahan-bahan kimia, jika penggunaannya terlalu berlebihan
maka akan memberikan dampak negatif bagi tubuh dan membahayakan kesehatan. Salah
satunya adalah ada kemungkinan menimbulkan kelainan genetik seperti kanker,
penuaan sel, dan kerusakan organ yang lain.
Oleh karena itu, alangkah baiknya jika kadar dan
pemakaiannya dikontrol secara baik dan kita lebih selektif dalam memilih perisa
makanan yang beredar di pasaran.
Daftar Pustaka :
Sari. (2010, Juli). Detik
Food. Retrieved from http://food.detik.com:
http://food.detik.com/read/2010/07/02/172825/1391917/901/hati-hati-memilih-bahan-perasa-makanan
Yulistiyanita. (2012, April). Zat Perasa pada Makanan.
Retrieved from hildatphpstemba.blogspot.co.id:
http://hildatphpstemba.blogspot.co.id/2012/04/zat-perasa-pada-makanan.html
No comments:
Post a Comment