Sunday, March 13, 2016

CABAI SI RAJA PEDAS


                Pedas ? Siapakah diantara kalian yang tidak menyukai pedas ? Pastinya banyak orang yang menyukai makanan pedas bukan? Lalu Apa yang terbersit dalam benak anda saat mendengar kata pedas ? Pastinya cabe bukan ? Ya, Tak dapat dipungkiri lagi bahwa tanaman yang satu ini sangat dicintai banyak orang terutama kaum hawa, terlagi penduduk Indonesia yang kaya akan kulinernya. “Tak nikmat rasanya jika makan tanpa sambal” itulah salah satu kalimat familiar yang sering diungkapkan oleh si pecinta pedas.
            Cabai (Capsicum sp.) merupakan salah satu bahan pangan yang mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Cabai berasal dari Peru, namun penyebarannya bermula dari Benua Amerika, kemudian ke Benua Asia, Afrika, Eropa. Tanaman ini merupakan tanaman semusim yang mudah tumbuh didataran rendah maupun di dataran tinggi. Kebutuhan akan cabai ini semakin meningkat setiap tahunnya.
Cabai adalah tanaman yang termasuk ke dalam keluarga tanaman Solanaceae. Tanaman yang berbuah pedas ini digunakan secara luas sebagai bumbu masakan di seluruh dunia. Spesies tanaman ini yang paling sering digunakan meliputi Capsicum annum, Capsicum frutescens, Capsicum chinense, capsicum pubescens, dan Capsicum baccatum (Tarigan dan Wiryanta 2003).
Tetapi, tahukah Anda bahwa cabai yang sering dikonsumsi dapat dianggap racun oleh tubuh? Kenyataannya cabai dan produk turunannya tidak dianggap racun oleh masyarakat pada umumnya. Anggapan seperti itu karena kebanyakan dari kita memiliki pandangan yang sempit tentang racun.
Menurut ahli toksikologi, racun adalah zat yang berbahaya bila diberikan pada organisme hidup dengan kuantitas (dosis) tertentu. Beda organisme beda dosis zatnya. Faktor lain yang memengaruhi apakah zat itu dapat meracuni Anda diantaranya usia, jenis kelamin, kesehatan, dan genetika. Dengan kata lain, hampir semua zat bisa menjadi racun pada konsentrasi yang tidak tepat dan diberikan pada keadaan yang tidak tepat, termasuk cabai dan produk turunannya.
Cabai mengandung senyawa kimia yang dinamakan capsaicin (8-methyl-N-vanillyl-6-nonenamide). Selain itu, terkandung juga berbagai senyawa yang mirip dengan capsaicin, yang dinamakan capsaicinoids (Pitojo 2003). Ketika dimakan, senyawa-senyawa capsaicinoids berikatan dengan reseptor nyeri dimulut dan kerongkongan sehingga menyebabkan rasa pedas dan membuat orang ketagihan saat menyantap makanan. Kemudian reseptor ini akan mengirimkan sinyal ke otak yang mengatakan bahwa sesuatu yang pedas telah dimakan. Otak merespon sinyal ini dengan menaikkan denyut jantung, meningkatkan pengeluaran keringat, dan melepaskan hormon endorphin. Capsaicin mengikat molekul tertentu pada subkelompok neuron dalam sistem sensorik yang disebut “nociceptor”. Ketika dimakan, senyawa ini kan berikatan dengan reseptor nyeri di mulut dan kerongkongan sehingga menyebabkan rasa pedas.
Capsaicin juga menimbulkan tanggapan fisiologis lainnya. Senyawa ini mengiritasi kulit dan selaput lendir (lapisan kelopak mata, hidung, mulut, alat kelamin), merangsang  respon inflamasi sering ditandai dengan kemerahan dan bengkak, serta sensasi kehangatan dan rasa sakit.



Jika terhirup, capsaicin merangsang bronkopulmonalis nociceptive C-serat yang dapat merangsang apnea (penghentian sementara respirasi), pernapasan dangkal yang cepat, sekresi lendir, bronkokonstriksi (penyempitan otot polos saluran udara di paru-paru), dan batuk. Dalam kasus yang paling ekstrim, kematian asphyxia (kekurangan oksigen) telah terjadi.
Menghirup cabai bubuk dapat menyebabkan batuk, bersin, dan hidung meler. Menghirup cabai bubuk dapat memblokir saluran udara dan menyebabkan kematian oleh asphyxia (kekurangan oksigen). Kemampuan cabai bubuk untuk menghalangi saluran udara menambah semua jenis efek fisiologis. Cabai bubuk dapat menyebabkan kematian asfiksia baik secara kimia atau fisik atau dengan melakukan keduanya.
Setelah mengetahui informasi tentang capsaicin pada cabai, tentunya kita harus membatasi konsumsi cabai secara berlebihan. Ingat, segala sesuatu yang belebihan memang tidak baik untuk kita. Namun disamping berbahaya, cabai juga memiliki banyak manfaat untuk tubuh kita karena cabai mengandung Vitamin C, Saponin, dan Flavonida. Karena ALLAH SWT telah menciptakan sesuatu untuk diambil manfaatnya J semoga bermanfaat J

Sumber :
bahriah, m. m. (2015, JULI 27). Capsaisin, senyawa Bioaktif pada Cabai. Retrieved MARET 11, 2016, from MAHARANIBAHRIAH: http://www.my-kafa.blogspot.com
http://uniqpost.com/61886/ternyata-cabai-punya-zat-yang-bersifat-mematikan/


No comments:

Post a Comment