Bahaya
Boraks Dalam Pangan
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Maraknya pemberitaan saat ini tentang penyalahgunaan
bahan-bahan kimia berbahaya sebagai bahan tambahan bagi produk makanan minuman
yang tidak sesuai dengan peruntukkannya telah membuat resah masyarakat.
Penggunaan bahan kimia seperti pewarna dan pengawet untuk makanan
ataupun bahan makanan dilakukan oleh produsen agar produk olahannya menjadi lebih menarik, lebih tahan lama dan juga tentunya lebih ekonomis sehingga diharapkan dapat menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Namun dampak kesehatan yang ditimbulkan dari penggunaan bahan-bahan berbahaya tersebut sangatlah buruk bagi masyarakat yang mengkonsumsinya. Keracunan makanan yang bersifat akut serta dampak akumulasi bahan kimia yang bersifat karsinogen merupakan beberapa masalah kesehatan yang akan dihadapi oleh konsumen. Kali ini saya akan membahas bahan kimia berbahaya yang biasa digunakan sebagai bahan tambahan dalam makanan dan minuman, yaitu boraks.
ataupun bahan makanan dilakukan oleh produsen agar produk olahannya menjadi lebih menarik, lebih tahan lama dan juga tentunya lebih ekonomis sehingga diharapkan dapat menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Namun dampak kesehatan yang ditimbulkan dari penggunaan bahan-bahan berbahaya tersebut sangatlah buruk bagi masyarakat yang mengkonsumsinya. Keracunan makanan yang bersifat akut serta dampak akumulasi bahan kimia yang bersifat karsinogen merupakan beberapa masalah kesehatan yang akan dihadapi oleh konsumen. Kali ini saya akan membahas bahan kimia berbahaya yang biasa digunakan sebagai bahan tambahan dalam makanan dan minuman, yaitu boraks.
Boraks
adalah campuran garam mineral konsentrasi tinggi yang dipakai dalam pembuatan
beberapa makanan tradisional, seperti karak dan gendar. Sinonimnya natrium
biborat, natrium piroborat, natrium tetraborat. Dalam dunia industri,
boraks menjadi bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptik kayu,
dan pengontrol kecoa. Dalam bentuk tidak murni, sebenarnya boraks sudah
diproduksi sejak tahun 1700 di Indonesia, dalam bentuk air bleng. Bleng
biasanya dihasilkan dari ladang garam atau kawah lumpur (seperti di Bledug Kuwu,
Jawa Tengah).
Di masyarakat luas boraks sering disalahgunakan sebagai
bahan tambahan makanan untuk pembuatan kerupuk, mie basah, lontong, bakso dan
produk makanan lainnya. Akibat mengkonsumsi boraks dalam makanan lama-kelamaan
akan terakumulasi (tertimbun) sedikit-demi sedikit dalam organ hati, otak dan
testis. Boraks yang dikonsumsi cukup tinggi dapat menyebabkan gejala
pusing, muntah, mencret, kejang perut, kerusakan ginjal, hilang nafsu makan.
Boraks biasanya dipakai dalam pembuatan makanan berikut
ini:
·
karak/lèmpèng (kerupuk beras), sebagai
komponen pembantu pembuatan gendar (adonan calon kerupuk)
·
mi
·
lontong, sebagai pengeras
·
ketupat, sebagai pengeras
·
bakso, sebagai pengawet dan pengeras
·
kecap, sebagai pengawet
·
cenil, sebagai pengeras
Mengkonsumsi
makanan berboraks dalam jumlah berlebihan akan menyebabkan gangguan otak, hati,
dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, anuria (tidak
terbentuknya urin), koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi,
apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan, hingga
kematian. Batas aman/legal penggunaan boraks dalam makanan adalah 1 gram / 1 kg
pangan.
Pengaruh
terhadap kesehatan diantaranya muntah, diare, merah dilendir, konvulsi, dan
depresi. Selain itu, tanda dan gejala kronis diantaranya nafsu makan menurun,
gangguan dalam pencernaan, bingung dan bodoh, serta anemia, rambut rontok, dan
kanker.
Sudah
seharusnya kita sebagai konsumen berhati-hati dalam memilih makanan dan minuman
yang akan kita konsumsi. Sayangi tubuh anda dengan tidak mengkonsumsi makanan
dan minuman sembarangan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Sumber:
Bahan Pengawet dan Penyedap dalam Makanan (BORAKS, FORMALIN, DAN MSG) . Akses pada 12 Maret 2016.
Boraks. Akses pada 12 Maret 2016.
No comments:
Post a Comment