Penahkah
kalian mendengar istilah Aurora? Atau mungkin ada di antara kalian yang pernah
melihatnya?
Teman-teman,
Aurora adalah suatu fenomena alam berupa pancaran cahaya di langit dengan
bentuk seperti pita atau tirai yang berwarna-warni. Kemilau cahayanya bagaikan
sebuah pertujukan yang sangat menakjubkan.
Dahulu
karena keindahannya, bangsa Yunani menganggap Aurora sebagai kehadiran sang
dewa fajar. Namun seiring berjalannya waktu, mitos tersebut kini telah
tersisihkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan.
Lalu,
bagaimanakah ilmu pengetahuan menjelaskan proses terjadinya Aurora? Ternyata,
Aurora yang muncul di Bumi itu disebabkan oleh peristiwa yang terjadi di
Matahari. Adapun cara kerjanya sebagai berikut:
Matahari
adalah titik pusat tata surya yang berbentuk bola gas berpijar, terutama
terdiri dari atom hidrogen dan helium. Atom-atom tersebut memiliki
partikel-partikel, yakni yang berada di pusatnya disebut proton dan yang
mengorbit di sekelilingnya disebut elektron yang bermuatan negatif.
Teman-teman,
korona atau Lingkaran cahaya disekeliling matahari akan selalu melebar ke
angkasa. Kemudian, mengirimkan serpihan dan kepingan atom-atom ke segala arah.
Sementara itu, sesekali lidah api dengan ganas akan melesat dari matahari dan
melepaskan sekumpulan partikel-partikel baru.
Nah,
disaat partikel-partikel matahari berada di dekat bumi, partikel-partikel
tersebut akan mulai merasakan efek medan magnet yang sangat kuat dari bumi. Karena,
Bumi yang kita huni ini bisa dikatakan sebagai magnet yang berukuran sangat
besar, dengan garis-garis daya magnet melengkung ke angkasa dan menyatu dengan
kutub utara dan kutub selatan.
Gaya
magnetik bumi akan menarik partikel-partikel bermuatan dari matahari akan lewat
dan tertarik ke dalam. Partikel-partikel itu kemudian bergerak dalam “berkas” sepanjang
garis magnetik yang melengkung kembali ke bumi di kutub-kutub magnetik. Akan
tetapi tidak tepat di Kutub Utara dan Kutub Selatan.
Saat
partikel-partikel bergerak sepanjang garis-garis yang tidak tampak, maka
partikel-partikel tersebut akan terlempar ke atmosfer Bumi di ujung utara dan
selatan.
Teman-teman, pada atmosfer terdapat dua gas utama yang
paling berpengaruh dalam terbentuknya cahaya Aurora. Yaitu oksigen dan
nitrogen.
Ketika elektron dan proton dari matahari mengalir masuk,
mereka akan bertabrakan dengan atom oksigen dan nitrogen di udara. Kemudian
beberapa atom-atom tersebut akan kehilangan elektronnya sendiri dan sebagiannya
akan bergejolak menyerap energi.
Selanjutnya, disaat atom-atom tersebut kembali normal setelah
bertabrakan dengan electron dan proton matahari, atom-atom itu akan melepaskan
foton-foton cahaya.
Oksigen yang menyerap energi akan menghasilkan warna utama
Aurora. Yakni, warna hijau-kuning yang memiliki panjang gelombang 557,7 nm dan
warna merah yang memiliki panjang gelombang 630 nm. Diantara warna tersebut,
warna hijau-kuninglah yang paling sering terlihat.
Sedangkan, nitrogen yang kehilangan elektron akan
menghasilkan warna biru muda. Dan pada saat keadaan netral, molekul nitrogen
akan menghasilkan warna merah keunguan.
Dengan demikian, partikel-partikel yang bermuatan dari
matahari akan menyebabkan udara berpendar dalam aneka warna. Inilah yang
disebut Aurora.
Teman-teman, tahukah kalian? Aurora memiliki nama yang
berbeda di setiap kutubnya. Di Kutub Utara bernama Aurora Borealis sedangkan di
Kutub Selatan bernama Aurora Australis.
Nah, sekarang teman-teman sudah tahukan apa itu Aurora?
Semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Trimakasih.
References
Anonim. (2015, Desember 14). Aurora. Retrieved from
wikipedia.org: https://id.wikipedia.org/wiki/Aurora
N, S. (2015, Maret 20). inilah pengertian aurora dan
proses terjadinya. Retrieved from pengertianku.net:
http://www.pengertianku.net/2015/03/inilah-pengertian-aurora-dan-proses-terjadinya.html
W, E. L. (2016, Maret 01). aurora dan proses terjadinya.
Retrieved from kafeastronomi.com:
http://kafeastronomi.com/aurora-dan-proses-terjadinya.html
Wollard, K. (2004). How Come? Batam: Scientific Press.
No comments:
Post a Comment