Teman-teman
pernahkah kalian mengamati warna dedaunan? Iya, mungkin warna hijaulah yang
paling banyak kita lihat. Daun mendapatkan warna hijaunya itu dari klorofil, yaitu
suatu pigmen yang ditemukan di sel-sel tumbuhan. Klorofil itulah yang menyerap
sinar matahari dan menggunakan energinya untuk membuat makanan bagi tumbuhan.
Akan
tetapi, tahukah kalian? Di musim gugur, dedaunan kehilangan warna hijau
cerahnya. Contohnya daun poplar akan berubah menjadi keemasan, terus ada juga pohon
maple gula (sugar maples) akan berubah menjadi merah menyala.
Menapa
demikian? Karena sesuatu telah terjadi pada klorofil. Yakni adanya perubahan
kimia dalam dedaunan yang membuat perubahan warna ini terjadi.
Teman-teman,
ketika musim panas berganti menjadi musim gugur, setiap pohon mulai
mempersiapkan dirinya untuk musim dingin. Dengan cara zat-zat makanan akan bergerak
lambat keluar dari dedaunan dan masuk ke dahan-dahan, batang dan akar pohon, di
mana mereka tersimpan aman di tengah udara dingin membeku nanti. Nah, pada saat
musim semi tiba, pohon itu akan menggunakan zat-zat makanan tersebut untuk
menumbuhkan daun-daun yang baru.
Saat zat-zat
makanan keluar, daun-daun akan berhenti membuat klorofil, Kemudian klorofil
yang tersisa akan berangsur-angsur terurai. dan itu memungkinkan pigmen-pigmen
lain keluar dari persembunyiannya.
Pigmen
apa sajakah itu? Teman-teman, di beberapa pohon, pigmen kuning dan jinggalah
yang keluar (ini termasuk karoten, yakni zat kimia yang membuat wortel berwarna
jingga). Adapun contohnya, pohon birch dan hickory, daun-daunya akan berubah
kuning mentega saat klorofilnya memudar.
Namun
bukan itu saja, daun pohon-pohon lain juga ada yang berubah menjadi berbagai
nuasa merah yang indah. Seperti halnya warna merah tua, merah anggur, dan
keunguan. Dibeberapa daun tersebut ada yang disebabkan oleh pigmen yang disebut
anthocyanim. Pigmen yang juga mewarnai lobak merah, kubis merah, bunga mawar
dan bunga geranium.
Teman-teman,
seperti halnya warna rambut kita, perubahan warna dedaunan itu kebanyakan
diwariskan, dan cuaca akan mempengaruhi apakah warna itu akan menjadi kusam
atau cerah.
Setelah
beberapa minggu cuaca musim gugur yang sejuk dan cerah, dedaunan akan bernuasa dengan
warna paling pekat dan cermelang. Sebagai contoh, ketika suhu turun menjadi
antara 0º
dan
7ºC,
maka akan lebih banyak anthocyanin yang terbentuk.
Kemudian
ketika musim gugur telah berganti menjadi musim dingin, warna-warna dedaunan
pun akan memudar. Selanjutnya, Saat cuaca bertambah dingin, sel-sel di ujung
tiap tangkai dedaunan yang tergantung pada dahan akan mati. Dan pada akhirnya,
setiap daun hanya akan tergantung pada dahannya oleh urat tipis. Dengan begitu,
sedikit angin atau hujan dapat mematahkan tali rapuh tersebut, membuat
daun-daun melayang dan berguguran ke tanah dan tampak seperti permadani
warna-warni.
Setelah
jatuh di tanah, pigmen kuning dan merah dedaunan dapat bertahan selama berhari-hari.
Namun dengan berjalannya waktu, pigmen warna pun akan terurai. Dan yang tersisa
hanyalah tannin, zat kimia coklat yang juga mewarnai daun-daun tersebut.
kemudian, karena tidak mendapatkan pasokan air, daun-daun itu akan menjadi
kering.
References
Wollard, K. (2004). How Come? Batam: Scientific Press.
No comments:
Post a Comment