Sunday, March 13, 2016

Mengapa Daun Berubah Warna di Musim Gugur?


Teman-teman pernahkah kalian mengamati warna dedaunan? Iya, mungkin warna hijaulah yang paling banyak kita lihat. Daun mendapatkan warna hijaunya itu dari klorofil, yaitu suatu pigmen yang ditemukan di sel-sel tumbuhan. Klorofil itulah yang menyerap sinar matahari dan menggunakan energinya untuk membuat makanan bagi tumbuhan.
Akan tetapi, tahukah kalian? Di musim gugur, dedaunan kehilangan warna hijau cerahnya. Contohnya daun poplar akan berubah menjadi keemasan, terus ada juga pohon maple gula (sugar maples) akan berubah menjadi merah menyala.
Menapa demikian? Karena sesuatu telah terjadi pada klorofil. Yakni adanya perubahan kimia dalam dedaunan yang membuat perubahan warna ini terjadi.
Teman-teman, ketika musim panas berganti menjadi musim gugur, setiap pohon mulai mempersiapkan dirinya untuk musim dingin. Dengan cara zat-zat makanan akan bergerak lambat keluar dari dedaunan dan masuk ke dahan-dahan, batang dan akar pohon, di mana mereka tersimpan aman di tengah udara dingin membeku nanti. Nah, pada saat musim semi tiba, pohon itu akan menggunakan zat-zat makanan tersebut untuk menumbuhkan daun-daun yang baru.
Saat zat-zat makanan keluar, daun-daun akan berhenti membuat klorofil, Kemudian klorofil yang tersisa akan berangsur-angsur terurai. dan itu memungkinkan pigmen-pigmen lain keluar dari persembunyiannya.
Pigmen apa sajakah itu? Teman-teman, di beberapa pohon, pigmen kuning dan jinggalah yang keluar (ini termasuk karoten, yakni zat kimia yang membuat wortel berwarna jingga). Adapun contohnya, pohon birch dan hickory, daun-daunya akan berubah kuning mentega saat klorofilnya memudar.
Namun bukan itu saja, daun pohon-pohon lain juga ada yang berubah menjadi berbagai nuasa merah yang indah. Seperti halnya warna merah tua, merah anggur, dan keunguan. Dibeberapa daun tersebut ada yang disebabkan oleh pigmen yang disebut anthocyanim. Pigmen yang juga mewarnai lobak merah, kubis merah, bunga mawar dan bunga geranium.
Teman-teman, seperti halnya warna rambut kita, perubahan warna dedaunan itu kebanyakan diwariskan, dan cuaca akan mempengaruhi apakah warna itu akan menjadi kusam atau cerah.
Setelah beberapa minggu cuaca musim gugur yang sejuk dan cerah, dedaunan akan bernuasa dengan warna paling pekat dan cermelang. Sebagai contoh, ketika suhu turun menjadi antara dan C, maka akan lebih banyak anthocyanin yang terbentuk.
Kemudian ketika musim gugur telah berganti menjadi musim dingin, warna-warna dedaunan pun akan memudar. Selanjutnya, Saat cuaca bertambah dingin, sel-sel di ujung tiap tangkai dedaunan yang tergantung pada dahan akan mati. Dan pada akhirnya, setiap daun hanya akan tergantung pada dahannya oleh urat tipis. Dengan begitu, sedikit angin atau hujan dapat mematahkan tali rapuh tersebut, membuat daun-daun melayang dan berguguran ke tanah dan tampak seperti permadani warna-warni.
Setelah jatuh di tanah, pigmen kuning dan merah dedaunan dapat bertahan selama berhari-hari. Namun dengan berjalannya waktu, pigmen warna pun akan terurai. Dan yang tersisa hanyalah tannin, zat kimia coklat yang juga mewarnai daun-daun tersebut. kemudian, karena tidak mendapatkan pasokan air, daun-daun itu akan menjadi kering.

References

Wollard, K. (2004). How Come? Batam: Scientific Press.

No comments:

Post a Comment