Monday, March 14, 2016

Waspada Bahaya Beras Pemutih

 

Nasi adalah makanan sehari-hari hampir semua rakyat Indonesia. Kita jarang memakan sumber karbohidrat sebagai makanan pokok selain nasi. Oleh sebab itu, sangat penting untuk memperhatikan beras yang kita konsumsi. Kita harus waspada apakah beras yang kita makan aman atau tidak.
Beberapa waktu yang lalu kita menyaksikan di televisi tentang razia beras yang mengandung bahan pemutih. Fakta ini memancing kekhawatiran masyarakat tentang kualitas beras yang beredar di pasaran. Benarkah bahwa beberapa jenis beras mengandung pemutih? Benar 82% sampel beras yang disurvey oleh Dinas Pertanian Jawa Barat pada September 2007 menggunakan pemutih (Antara News).
Ini bukanlah isu belaka. Ada beberapa beras di pasaran yang menggunakan bahan klorin sebagai pemutih. Klorin ditambahkan dalam beras dikarenakan gabah padi yang digunakan sudah lama atau berkualitas sangat jelek. Gabah padi ini jika dibuat menjadi beras akan menjadi berwarna kekuningan, tidak tahan lama, dan juga berbau apek. Agar terlihat bagus, putih, dan licin, maka produsen beras yang nakal akan menambahkan klorin ke dalam proses penggilingan gabah. 
 
Klorin merupakan zat kimia yang digunakan untuk membunuh mikroorganisme dan sebagai pemutih. Beras yang berwarna putih bersih, biasanya dicuci dengan menggunakan klorin. Pada beras yang normal, warna air rendamannya akan berwarna agak kuning tidak seputih air rendaman pada beras yang mengandung klorin.
Ciri-ciri beras mengandung pemutih :
  1. Jika dicuci warna air hasil cuciannya agak putih bersih dan bening
  2. Jika beras direndam dalam air selama 3 hari tetap putih dan tidak berbau
  3. Ketika sudah dimasak dan ditaruh dalam penghangat nasi dalam semalam nasi sudah menimbulkan bau tidak sedap.


Pemutih Beras Sebagai Bahan Tambahan Makanan

Pengawet dan pemutih beras merupakan salah satu penggunaan BTM. Pengawet terdiri atas senyawa organik dan anorganik. Tentu pengawet organik lebih sering digunakan dalam bentuk asam maupun garamnya, seperti yang sering digunakan sebagai pengawet organik adalah asam sorbat, asam propionat, asam benzoat, dan asam asetat. Sedangkan pengawet anorganik yang masih sering digunakan, sulfit, nitrat, dan nitrin.

Beberapa Pemutih Beras/ Makanan

 


Ada beberapa pemutih pangan yang lazim digunakan yaitu nitrogen dioksida (NO2), nitrosil khlorida (NOCl), khlorin dioksida (ClO2). Masing-masing mempunyai daya pengoksidasi yang tinggi, sehingga tidak bisa digunakan sebagai BTM (Bahan tambahan makanan) mamin (makanan minuman) berlemak, karena akan memicu ketengikan.
Demikian pula khlorin yang kemungkinan ‘terjebak’ dalam beras adalah khlorin retensi. Artinya, bila beras dicuci, maka khlorin akan ikut dengan air pencuci, sehingga nasi yang dihasilkan, bebas khlorin. Yang harus mendapat perhatian sebenarnya adalah, bagaimana sintesis khlorinnya, apakah khlorin disentesis dari bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan atau tidak. Bila ditengarai berbahaya, maka tidak boleh digunakan untuk BTM.
Nah sekarang kita semua sudah tahu, beras yang putih sebenarnya tidak selalu sehat. Beras yang mengandung pemutih biasanya lebih rapuh. Justru yang paling baik dan mengandung serat lebih banyak terdapat pada beras yang berwarna agak coklat. Beras yang berwarna coklat atau merah lebih banyak mengandung serat dibanding beras putih.
REFERENSI
Croma. (2012, Oktober Senin). Wijen. Retrieved Maret Senin, 2016, from Wijen Web site: http://www.familyhealthyrice.com/bahaya-dari-pemutih-beras.html
Oz, D. (2014, Desember Rabu). Dr OZ Indonesia. Retrieved Maret Senin, 2016, from Dr OZ Indonesia Web site: http://drozindonesiatranstv.blogspot.co.id/waspadai-beras-pakai-pemutih.html

 

No comments:

Post a Comment