Wednesday, March 23, 2016

Mengapa Langit Tidak Berwarna Ungu?



Teman-teman, pernahkah kalian menanyakan mengapa langit berwarna biru? Jika ya maka kalian bukanlah satu-satunya yang mempertanyakan hal yang demikian, karena sejak dahulu hal ini sudah banyak sekali dipertanyakan, dan jawabannya pun sudah banyak dijelaskan oleh para ilmuan.
Seperti halnya dalam film Habibie & Ainun. Tokoh Ainun dalam film tersebut telah menjelakan alasan mengapa langit berwarna biru dengan mengatakan bahwa “Cahaya itu gelombang, merah, kuning, oranye itu gelombang panjang, biru itu gelombang pendek, sedangkan atmosfer itu satu frekuensi dengan gelombang pendek, terutama warna biru, jadi atmosfer menahan dan mengamburkan warna biru itu di langit”
 Nah, pertanyaannya, mengapa langit tidak berwarna ungu? Bukankah scahaya ungu memiliki panjang gelombang yang lebih pendek dari pada cahaya biru?
Baiklah teman-teman, untuk mengetahui jawabannya, mari kita mulai dari awal. Pertama penjelasan umum tentang alasan mengapa langit berwarna biru berdasarkan teori hamburan Rayleigh.
Pada siang hari cahaya matahari yang menerangi langit berwarna putih. Sedangkan cahaya putih merupakan cahaya polikromatik yang terdiri atas tujuh warna yang berbeda. Yaitu: merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.
Spektrum warna-warna tersebut memiliki frekuensi dan rentang panjang gelombang yang berbeda-beda. Cahaya merah memiliki frekuensi yang paling rendah dan gelombang paling panjang. Sedangkan cahaya ungu memiliki frekuensi yang paling tinggi dan gelombang paling pendek.
Pada saat cahaya matahari menembus atmosfer bumi, cahaya tersebut akan diserap oleh molekul-molekul di sana. Kemudian, setelah menyerapnya, molekul-molekul itu akan menghamburkan kembali cahaya matahari tersebut. semakin tinggi frekuensi cahaya, maka semakin kuat cahaya itu akan dihamburkan. Karena cahaya ungu memiliki frekuensi yang paling tinggi, maka cahaya ungu akan dihamburkan lebih banyak dari pada cahaya merah. Dengan demikian, Langit seharusnya berwarna ungu, bukan berwarna biru, jika hamburan Rayleigh adalah satu-satunya faktor penting disini.
Namun cahaya matahari yang mencapai atmosfer tidak memiliki intensitas yang sama untuk semua warna. Bahkan, cahaya matahari yang mencapai atmosfer tidak memiliki intensitas puncak pada warna hijau yang sepadan dengan suhu sebesar 6.000 K pada permukaan matahari. Oleh sebab itu, intensitas total cahaya ungu dalam spektrum matahari lebih kecil dari pada intensitas total cahaya biru, dan cahaya biru mendominasi hamburan Rayleigh di langit.
Sebagai efek tambahan, retina mata kita ternyata kurang sensitif terhadap warna ungu di bandingkan warna biru, sehingga dominasi cahaya warna biru yang telah dijelaskan di atas dipertinggi oleh respon fisiologis kita.
Nah, sekarang teman-teman sudah tahukan alasan mengapa langit berwarna biru dan bukannya berwarna ungu? Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua. Trimakasih.


Daftar Pustaka:

Alfatah, A., & Muslim, I. (2010). F = P . A Fisikawan Muslim Menyikap Peristiwa Alam (Membuka Rahasia Jagat Raya). Bekasi: CV Ananda Baika.
Alfatah, A., & Muslim, I. (2010). MC2 = F Misi (rahasia) Calon Fisikawan Muslim (Memahami dengan Mudah Dasar-dasar Fisika). Bekasi: CV Ananda Baika.
Gunawidjaja, P. N. (2013, Juni 26). Mengapa Langit Berwarna Biru? Retrieved from anakbertanya.com: http://anakbertanya.com/mengapa-langit-berwarna-biru/
Jargodzki, C. P., & Potter, F. (2000). Mad about Physics: Braintwisters, Paradoxes, and Curiosites. Canada: John Wiley & Sons.
Wollard, K. (2004). How Come? Batam: Scientific Press.

1 comment: