Sunday, March 13, 2016

PUPUK UREA RUMPUT LIAR




Pasti kalian sudah pada tahu rumput kan? Kita bisa menemukan rumput dipekarangan rumah, disawah ataupun diladang. Ada apa kira-kira dengan rumput liar? Sebenarnya rumput liar bisa dijadikan pupuk urea untuk tanaman. Mulai sekarang jika kalian menemukan rumput jangan dibuang atau membakarnya apalagi memusnahkannya dengan hebrisida. Rerumputan dan serasa adalah bahan yang bagus untuk dimembuat pupuk kompos, karena rerumputan hijau mengandung banyak Nitrogen (N). Fungsi Nitrogen sendiri untuk tanaman yaitu sebagai berikut:
a.    Memperbaiki pertumbuhan vegetatif tanaman seperti daun, batang dan akar.
b.    Tanaman yang tumbuh pada tanah yang cukup Nitrogen akan menghaslkan warna yang lebih hijau untuk membantu proses fotosintesis.
c.    Berfungsi dalam pembentukkan protein.
Nah, sekarang kalian sudah pada tahu manfaat dari rumput liar. Ingat jangan dimusnahkan yaaa, lebih baik rerumputan tersebut dibenamkan kedalam tanah disekitar tanaman kita supaya warna tanamannya lebih hijau. Sayangnya, kebanyakan petani belum mengetahui manfaat dari rumput liar. Selama ini mereka lebih mengandalkan pupuk kimia untuk tanaman mereka dibanding pupuk kompos. Misalnya saja Urea, ZA dan NPK. Untuk memberitahu para petani bahwa rumput liar bisa dijadikan pupuk sebaiknya dilakukan dengan penyuluhan. Ataupun bagi kalian yang ayahnya seorang petani bisa dikasih tau. J
Sayang kan uangnya jika terus-terusan membeli produk-produk tersebut. Lebih baik membuat pupuk urea sendiri dari bahan yang murah dan mudah didapat. Yaaa lumayan lah menghemat uang, lebih baik ditabung. Anda penasaran bagaimana sih cara membuatnya. Gampang banget dan gak pake ribet, yuk langsung saja kita intip rahasianya:
a.    Pertama, kalian harus mengumpulkan rerumputan liar (serasah atau jerami) sebanyak yang diakan dibuat.
b.    Kemudian gali tanah disekitar tanaman atau tempat tanaman Anda yang akan ditanam.
Selain rerumputan, kalian juga bisa menambahkan bahan-bahan organik lainnya, seperti dedaunan kering, kertas, serbuk gergaji, cangkang telur, pohon dan pelapah (dicacah terlebih dahulu). Kalian juga bisa menambahkan limbah dapur, seperti nasi basi, kotoran ayam atau kambing ataupun yang lainnya. Manfaatnya menambahkan bahan-bahan tersebut yaitu akan lebih cepat bereaksi pada tanaman. Namun, kalian harus menghindari menambah atau memasukan dedaunan yang mengandung getah, contohnya pinus, daging-dagingan, bangkai binatang dan kotoran hewan yang memakan daging karena akan mengundang penyakit.
c.    Jika kalian sudah menambahkan bahan-bahan yang disebutkan diatas, kemudian kuburlah dengan tanah. Jika kondisi tanah tidak lembap atau kering, siramkan air diatasnya fungsinya yaitu untuk melembapkan. Dengan begitu bakteri dan jamur pengurai akan lebih aktif mendekomposisi (penguraian) bahan-bahan organik yang telah dibuat.



Bahan-bahan organik tersebut akan terurai secara bertahap menjadi pupuk kompos yang menyuburkan tanaman. Penambahan atau penggunaan produk efectitive microorganisme itu hanya pilihan saja, karena pada rerumputan secara alami sudah mengandung bakteri atau mikroba pengurai yang dibutuhkan. Namun, jika hasilnya ingin cepat atau lebih optimal silakan gunakan produk pendukung.
d.   Selanjutnya kita tinggal menunggu sampai bahan-bahan organik tersebut terurai menjadi humus setelah beberapa periode (minggu atau bulan). Metode ini juga tidak jauh berbeda dengan cara kita membenamkan bahan-bahan organik tersebut kedalam tanah sepeti dijelaskan diatas.
Jika sudah matang, 1kg kompos rumput yang kita produksi cukup untuk memberi makan 3-4 pohon sayuran daun seperti sosin, selada, seledri, phakcay sampai panen atau satu pohon sayuran buah sepeti tomat, cabai, terong dan lain-lain yang ada dihalaman rumah atau dipot selama sampai 2 bulan.
Selamat Mencoba JJ

Sumber:
Penulis, T. (2013, September Sabtu). Cukup 5 Menit untuk Membuat Pupuk Urea. Dipetik Maret Sabtu, 2016, dari TaniOrganik.com: http://www.taniorganik.com/cukup-5-menit-membuat-pupuk-urea-sendiri/

Penulis, T. (t.thn.). Unsur Hara Nitrogen. Dipetik Maret Sabtu, 2016, dari Silvikultural.com: http://www.silvikultur.com/Unsur_Hara_Nitrogen.html

No comments:

Post a Comment