Ada
satu hal yang cukup menyebalkan yang melekat pada diri manusia yang tentunya
jika terjadi akan membuat orang lain merasa jengkel. Apakah itu? Ya, itu adalah
kentut. Saat kita sedang asyik bercengkrama atau berkumpul bersama teman,
sahabat, rekan kerja, pasangan atau bahkan orang yang kita anggap memiliki
jabatan penting dan sangat kita hormati, tiba-tiba terdengar suara yang cukup
besar dengan aroma yang begitu semerbak tidak sedap tentunya, itu akan menjadi
hal yang sangat memalukan. Namun, setiap orang pasti melakukannya karena kentut
merupakan proses alamiah yang terjadi di dalam tubuh.
Dulu, saat kita masih kecil mungkin
kita sering mendengar orang tua kita melarang kita untuk makan sambil berbicara
atau bahkan tertawa. Yang kita tahu hal itu hanya untuk mencegah kita agar
tersedak. Namun, tahukah kamu? Bahwa makan yang disertai berbicara/tertawa
dapat mempengaruhi kadar gas yang akan dikeluarkan loh, yang biasa kita kenal
dengan istilah kentut, atau dalam bahasa medisnya adalah flatulence.
”Flatulence
adalah keluarnya gas melalui anus/dubur akibat akumulasi gas didalam perut
(terutama dari usus besar/kolon)”. (wikipedia.org)
Lalu, darimanakah kentut berasal?
Kentut/flatulence merupakan salah
satu peristiwa kimia yang terjadi di dalam tubuh. Ternyata, ada sekitar 70% gas
di dalam tubuh kita khususnya di dalam usus besar berasal dari udara yang
tertelan pada saat kita makan/minum. Jadi, mungkin itulah salah satu penyebab
secara tidak langsung orang tua kita melarang kita untuk berbicara ketika
sedang makan.
Lalu, gas selebihnya berasal
darimana dong? Ternyata, gas selebihnya adalah gas yang timbul dari dalam usus
itu sendiri yang dihasilkan melalui aktifitas mikroba yang terdapat pada
saluran pencernan yang melakukan penguraian terhadap zat-zat makanan yang kita
makan. (Yohanes, 2011)
Tahukah kamu bagaimana komposisi dan
proporsi gas-gas tersebut? Sebenarnya komposisi dan proporsi gas-gas kimia yang
terkandung dalam kentut setiap orang itu berbeda-beda. Mengapa demikian? Hal
itu karena jenis makanan yang dikonsumsi setiap orang berbeda-beda, sehingga
proporsi gas-gas yang dihasilkannya pun berbeda-beda.
Dalam suatu penyelidikan disebutkan
bahwa “gas dalam kentut terdiri dari 60% nitrogen, 30% karbon dioksida dan 10%
campuran dari metana dan hidrogen”. (Novi. 2012) namun, ada pendapat lain yang
menyatakan bahwa persentase dari masing-masing gas tersebut yaitu:
Nitrogen
sekitar 20 - 90%, hidrogen sekitar 0 – 50%, karbon dioksida sekitar 10 – 30% ,
oksigen sekitar 0 – 10% dan metana sekitar 0 – 10%. (wikipedia.org)
Dan tahukah kamu bagaimana sifat
dari kentut? Asam? Basa? Atau netral? Ternyata, “kentut bersifat asam karena
mengandung karbon dioksida (CO2) dan hidrogen sulfida (H2S)”.
Loh, tapi kok kentut baunya tidak sedap? Kita tahu bahwa kentut merupakan
gas-gas sisa yang dihasilkan dari penguraian zat-zat makanan yang dilakukan
oleh bakteri yang ada di saluran pencernaan kita, dimana “fermentasi bakteri
dari proses pencernaan memproduksi panas, hasilnya adalah gas busuk”.
(wikipedia.org)
Dari penguraian tersebut akhirnya
terbentuklah gas-gas seperti metana, hidrogen sulfida, dan gas-gas lainnya.
Dari gas-gas yang dihasilkan tersebut salah satunya ada yang mengandung sulfur
seperti H2S, dimana sulfur sangat mempengaruhi kadar bau kentut yang
dihasilkan. Semakin banyak kandungan sulfur dalam zat makanan yang kita
konsumsi, maka kentut yang akan kita keluarkan semakin berpotensi berbau tidak
sedap. Untuk itu, jika kentut yang ingin Anda keluarkan tidak terlalu bau, maka
Anda harus mangurangi konsumsi makanan yang mengandung sulfur, seperti telur,
daging, kacang-kacangan, brokoli, kol dan kubis-kubisan.
Dan tahukah kamu? Ternyata kentut
memiliki kemungkinan untuk dapat terbakar, loh. Kok bisa? Di atas telah
disebutkan bahwa kentut mengandung gas metana yang mudah terbakar. Jadi
kemungkinan itu bisa saja terjadi, jikalau memang benar dapat terbakar, maka
warna api yang dihasilkan akan berwarna biru karena mengandung gas hidrogen.
Itulah
beberapa hal unik dan menarik di balik kentut yang mungkin jarang diketahui
banyak orang.
Daftar Pustaka
Novi. (2012). Kenapa Bisa
Kentut dan Kenapa Bau. Retrieved Februari 10, 2016, from m.kompasiana.com/novi25/kenapa-bisa-kentut-dan-kenapa-bau.
wikipedia. (2015,
07). Flatulence. Retrieved februari 10, 2016, from
https://id.wikipedia.org/wiki/Flatulensi.
Yohanes. (2011). Rahasia Fisika Kimia di Balik Kentut.
Retrieved Februari 10, 2016, from
http://www.ceritakamianakrantau.blogspot.com:
http://www.ceritakamianakrantau.blogspot.com
No comments:
Post a Comment